Halo nama aku Feby Nuraini, biasa dipanggil feby. Aku
SMA di salah satu sekolah swasta di Jakarta Timur. Sejak SMA aku memang bukan
tipe anak yang ambisius, aku lebih let it
flow aja seenggaknya aku
sudah berusaha. Karena orang tua ku juga tidak menuntut agar mendapat tiga
besar dikelas, maka dari itu masa SMA ku sangatlah menyenagkan karena aku tidak
stress belajar seperti beberapa temanku yang ambis SBMPTN. Aku sahabatan ber-8
dan dari 8 orang, 5 orang itu semuanya ambis, kayak mereka ikut les, disekolah
ngebahas soal inten dan lainnya. Sehingga kita ber3 terkadang suka bingung
sendiri apa yang mereka bicarakan. Akhirnya kita ber3 inisitif unutk les
private, tapi ternyata nilai kita pas les private malah lebih jelek disbanding belajar
sendiri. Aku rasa nilai kita jelek, karena kita tidak fokus kita malah lebih
sering bercanda dibandingkan belajarnya jadi kurang produktif. Tapi kita ber3
sangat amat percaya diri, bahwa kita akan dapat jalur SNMPTN. Namum kenyataannya
kita hanya lolos di tahap satu, ketika tahap dua tidak ada satupun dari kita
ber3 yang lolos.
Akhirnya dengan bekal ilmu yang sangat kurang namun kepercayaan
diri sangat tinggi, kita daftar SBMPTN tapi dengan jurusan “kedokteran”, ketiga
pilihan itu semuanya kita tulis jurusan “kedokteran”. Aku pilih Kedokteran UI,
Kedokteran UPN dan Kedokteran USU, aku memang tidak berharap banyak untuk
keterima lewat jalur SBMPTN karena persaingannya sangatlah banyak dan ketat. Ternyata
benar, aku tidak SBMPTN. Akhirnya aku mencoba mandiri UPN namun kali ini aku
sangat yakin bisa keterima kalau lewat jalur mandiri, dan aku sangatlah ceroboh
karena aku hanya daftar mandiri di UPN dan juga aku tidak mempersiapkan untuk
jurusan lain selain kedokteran. Akhirnya aku tidak diterima lagi lewat jalur
mandiri.
Aku sempat sedikit stress karena belum mendapatkan
kuliah, karena semua temanku sudah dapat kuliah. Jangankan masuk kuliah, untuk
memikirkan jurusannya aja aku belum kepikiran, karena ibuku tidak mau aku masuk
kedokteran selain di UPN. Akhirnya ibuku memberi saran ilmu komputer, namun aku
tidak mau karena aku sangat tidak ingin kuliah yang jurusannya berhubungan
dengan komputer – komputer. Lalu aku sempat berfikir Hubungan Internasional,
kali ini ayahku yang tidak setuju, karena takut berhubungan dengan politik –
politik. Akhirnya aku berfikir masuk Psikologi, kedua orangtuaku sudah setuju. Namun
kali ini yang menjadi masalah ketika ibu ku mengetahui bahwa Psikologi belajar
Ilmu Filsafat, dimana Ilmu Filsafat tidak boleh dikaitkan dengan Ilmu Agama. Akhirnya
ibuku takut aku tidak percaya Tuhan.
Akhirnya untuk mengurangi stress, ibuku menyuruhku
untuk pergi jalan – jalan ke jogja bersama abang sepupuku dan istrinya. Akhirnya
2 hari kemudian kita langsung pergi ke Jogja. Kebetulan abang sepupu ku dan
istrinya ini kuliahnya jurusan Teknik Informatika. Akhirnya mereka menghasutku
untuk masuk jurusan Teknik Informatika. Dan sepulang dari jogja aku langsung
bilang ke orangtuaku bahwa aku ingin masuk jurusan Teknik Informatika, namun
aku masih belum tau mau di Universitas mana.
Beberapa hari kemudian abang
sepupu ku ngasih ide untuk masuk Teknik Informatika di Gunadarma. Akhirnya aku
daftar di gunadarma lewat websitenya tetapi lewat jalur ujian, karena waktunnya
sudah sangat mepet jika lewat jalur rapot. Kira – kira 2 minggu setelah aku
daftar, aku ikut ujian di kampus D dan aku langsung berkenalan dengan orang di
belakangku. Setelah itu aku minta nomornya karena dia ngambil jurusan Teknik
Informatika juga. Kurang lebih seminggu kemudian, aku dan teman baruku ini
ambil hasil di kampus D, dan Alhamdulillah kita ber2 sama – sama keterima. Akhirnya
kita makin akrab karena ketika PPSPPT yang awal, yang hanya breafing untuk
besoknya kita dateng bareng, dan ketemu banyak temen – temen baru lagi tetapi
berbeda jurusan. Lalu ternyata kita satu kelompok lagi ketika PPSPPT, namun
ternyata kita beda kelas, aku 1IA09 dia 1IA02.
Setelah itu aku masuk group Teknik Informatika
Gunadarma dan ada yang ngirim link untuk join group kelas. Akhirnya aku join ke
group 1IA09. Lalu ketika itu tidak ada satu orangpun yang aku kenal, akhirnya
aku memberanikan diri ngeline salah satu orang yang keliatannya aktif di group.
Dan syukur dia juga ternyata belum kenal siapa – siapa di kelas. Akhirnya hari
pertama ngampus aku masuk bareng dia dan kita sahabatan sampai sekarang. J